6 Tips Menjaga Kualitas Desain Brosur saat Dicetak
By Ovan Taufik on Thursday, 24 Apr
2014
Desain brosur masih menjadi salah
satu faktor penting dalam kesuksesan proses marketing. Brosur merupakan bagian
dari identitas bisnis Anda. Sebuah brosur yang baik akan dapat menarik calon
pelanggan untuk mengambil dan membacanya sekaligus mampu menyampaikan pesan
yang ingin disampaikan. Fokus kepada desain brosur memang penting, namun
Anda juga harus memahami proses selanjutnya yang juga tidak kalah penting,
yaitu proses cetak.
Untuk mendapatkan beberapa
perspektif mengenai desain brosur dan kaitannya dalam proses cetak agar
menghasilkan brosur sesuai yang diharapkan, Sribu
mewawancarai Marna Sumarna, seorang Desainer Grafis yang memiliki jam terbang
tinggi dalam mendesain barang cetakan, termasuk desain brosur.
Secara umum, Marna menekankan
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam desain brosur sebelum anda
mencetaknya, yaitu ukuran, resolusi dan pemilihan jenis kertas.
Berikut ini 6 Tips Menjaga Kualitas
Desain Brosur saat Dicetak, yang dapat anda manfaatkan untuk desain brosur anda.
1. Ukuran Cetak
Kesalahan umum dari para pengusaha
kecil yang mendesain brosur mereka sendiri adalah ukuran setup yang salah.
Seringkali, setelah puas dengan desain brosur yang telah dibuat, mereka harus
kecewa karena pihak percetakan mengembalikan desain mereka dengan alasan bahwa
setup ukuran yang mereka buat tidak sesuai dengan ukuran output.
Misalnya, dengan membuat desain
brosur berukuran A4 (21 x 29,7 cm), mereka menginginkan untuk dicetak pada
kertas berukuran Letter (21,6 x 27,9 cm). Jika kesalahan setup ukuran ini tetap
dipaksakan, maka pihak percetakan harus meregangkan atau mengecilkan tata letak
brosur agar sesuai dengan kertas. Hal ini tentu saja akan berimbas pada
kualitas resolusi cetak dan proporsi tata letak brosur.
2. Tambahkan Bleed
Bleed adalah area desain di luar
garis potong yang berfungsi untuk mengatisipasi rendahnya tingkat akurasi pada
saat hasil cetak dipotong/diarsir. Kebanyakan desainer menambahkan sekitar 2 mm
hingga 5 mm dari ukuran jadi sebuah brosur.
Ketika anda memiliki desain brosur
yang harus tetap menampilkan foto, warna, atau pola di bagian tepi brosur, maka
sebaiknya anda menambahkan bleed untuk menjamin elemen yang anda inginkan tetap
terlihat, walaupun terjadi sedikit kekurang akurasian proses pemotongan. Selain
itu, bleed juga memiliki fungsi untuk menghindari area putih di sisi luar hasil
cetakan.
3. Resolusi Gambar
Ketika mendesain brosur di komputer,
penggunaan resolusi 72 dpi atau 300 dpi memang tidak terlihat perbedaanya.
Namun, saat desain tersebut dikirim ke percetakan, maka hasilnya akan sangat
jauh berbeda.
Resolusi dapat diartikan sebagai
kerapatan pixel dalam sebuah gambar. Ukurannya dikenal dengan sebutan pixel per
inch (ppi) atau dots per inch (dpi). Semakin besar resolusi sebuah gambar, maka
semakin baik kualitas gambar tersebut.
Berdasarkan pengalaman Marna
Sumarna, untuk desain brosur yang menggunakan software Photoshop, sebaiknya
menggunakan format tiff atau eps dengan resolusi 300 dpi dan mode warna CMYK.
4. Pemilihan Kertas yang Tepat
Pemilihan kertas yang tepat sangat
mempengaruhi hasil cetakan dari desain brosur yang telah anda buat. Jika Anda
ingin mencetak brosur anda pada kertas tipis, sebaiknya anda menghindari
penggunaan warna-warna blok pada desain anda. Begitu pula jika anda ingin
mencetak brosur anda menggunakan kertas dengan permukaan halus, licin, kasar,
atau buram, maka desain brosur anda harus menyesuaikan dengan jenis kertas yang
akan anda pergunakan. Kalau tidak, maka jangan kaget kalau hasil cetakan anda
akan mengecewakan.
Beberapa jenis kertas yang biasa
digunakan untuk mencetak brosur adalah Art Paper dan Art Carton. Kertas jenis
Art Paper memiliki gramatur mulai dari 85 gr, 100 gr, 115 gr, 120 gr, dan 150
gr. Sedangkan kertas jenis Art Karton memiliki gramatur mulai dari 190 gr, 210
gr, 230 gr, 260 gr, 310 gr, 350 gr, dan 400 gr.
Mengetahui jenis-jenis kertas yang digunakan dalam dunia
percetakan, akan sangat menguntungkan bagi anda untuk memastikan hasil cetakan
sesuai dengan desain yang anda buat.
5. Finishing Cetak
Selain pemilihan kertas yang tepat,
mengetahui teknik finishing cetak yang akan digunakan pada brosur kita juga
sangat membantu dalam kaitannya menjaga kualitas desain brosur saat dicetak.
Beberapa finishing cetak yang biasa digunakan pada brosur adalah UV Vernish,
Glossy, atau Doff.
6. Dummy sebelum cetak
Untuk memastikan agar hasil cetakan
nantinya dapat sesuai dengan desain brosur yang telah dibuat, sebaiknya dibuat
dummy/mock up-nya terlebih dahulu menggunakan digital printing/printer laser
dengan kualitas yang baik.
Kesimpulan:
Mengetahui alur proses pembuatan
brosur, mulai dari awal hingga ke percetakan dapat memberikan keuntungan bagi
anda, baik waktu maupun biaya. Namun, jika waktu anda lebih dibutuhkan untuk
mengontrol jalannya roda usaha anda, maka Sribu hadir sebagai pilihan
Crowdsourcing paling tepat bagi kebutuhan desain brosur Anda.
- See more at:
http://blog.sribu.com/2014/04/24/6-tips-menjaga-kualitas-desain-brosur-saat-dicetak/#sthash.AJgBAy2E.dpuf
No comments:
Post a Comment